Hari pemungutan suara sudah didepan mata dan masa kampanye terbuka juga sudah diunjuk tanduk. Prediksi kemenangan dari dua kandidat baik itu dari pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa maupun Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) juga terus menjadi terawangan berbagai pihak.
Salah satunya berbagai hasil survei, dimana elektabilitas Jokowi-JK justru terkesan stagnan, sementara Prabowo Subianto-Hatta Rajasa semakin menanjak. Seperti hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN), elektabilitas Prabowo-Hatta mencapai 46,6 persen sedangkan Jokowi-JK 39,9 persen, dengan 13,5 persen belum mengambil keputusan untuk menentukan pilihan.
Kemudian, hasil survei PolcoMM Institute juga menyebutkan kalau pasangan nomor urut satu ini unggul 46,8 persen sementara Jokowi-JK meraup 45,3 persen.
Pengamat politik, Arya Fernandes, menilai ada beberapa faktor yang membuat elektabilitas kedua kandidat ini mengalami naik turun. Pertama, faktor debat Capres-Cawapres yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dimana dari empat sesi debat yang sudah berlangsung itu bisa menjadi cerminan dari kemampuan masing-masing pasangan.
"Untuk pemilih swing voters dan undecided voters maupun orang yang masih buta (pengetahuan soal capres-cawapres) bisa paham dari efek debat itu, sehingga debat ini bisa menyasar kelompok-kelompok tersebut," katanya kepada Okezone, Rabu (3/7/4/2014).
Debat itu, lanjut Arya, masing-masing pasangan memberikan menu visi-misinya dengan cara menyajikan yang berbeda baik itu melalui komunikasi verbal maupun non verbal. Dengan cara dan batasan-batasan yang bisa terukur itu, Prabowo mampu mempengaruhi kelompok swing voters dan undecided voters.
"Jadi debat ini memberikan pengaruh besar untuk naiknya elektabilitas Prabowo," tandasnya.
Arya menambahkan, faktor kedua yang membuat elektabilitas Capres-Cawapres bernomor urut satu ini naik, yakni pergerakan mereka di darat. Dimana, baik itu Prabowo dan Hatta, serta dibantu oleh Tim Pemenangan, serta jaringan partainya sangat terstruktur dan masif turun ke lapangan.
"Saya kira itu faktor debat dan pergerakan mereka ke lapangan yang menaikkan elektabilitas Prabowo-Hatta," tandasnya.
Arya juga melihat elektabilitas Jokowi-JK yang terkesan stagnan. Ia mengaku tidak bisa memberikan penilaian lebih jauh apalagi menilai mesin partai pendukung Jokowi-JK tidak optimal karena ia melihat pasti mesin partai pendukung capres-cawapres nomor urut dua ini juga bergerak.
"Tapi faktor utama itu adalah debatnya sendiri, karena itu menyandingkan dua pasangan ini begitu dekat, dan hanya kandidat yang bisa memukau swing voters dan undecided voters-lah yang bisa menaikkan elektabilitas," pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment